Kamis, 29 November 2012

Pekerja anak-anak : Sekolah atau Bekerja?

Sore itu kami berkunjung ke sebuah toko sekaligus tempat fotokopi di sebelah lapangan sekolah. Seorang anak dengan cekatan melayani tamu yang akan memanfaatkan jasa fotokopi di tempat itu. Anak itu bernama Reza (nama disamarkan) berusia 17 tahun, seorang pelajar di SMK.
Alasan Reza bekerja untuk menambah uang saku. Menurutnya bekerja sambil sekolah itu mengasyikkan asalkan pandai membagi waktu antara belajar dan bekerja. Reza mempunyai hobi makan mie dan ia masih mempunyai orang tua yang lengkap. Biasanya Reza langsung bekerja setelah ia pulang sekolah. Di sana ia bekerja bersama dengan temannya, sampai pukul 21.00 WIB, dan belajar setelah pulang kerja. Lain lagi dengan anak yang satu ini. Usianya baru sekitar 16 tahun, usia yang seharusnya belajar di dalam kelas. Namun tidak dengan Maman (nama disamarkan), karena ia telah memutuskan untuk berhenti sekolah sejak SD (Sekolah Dasar) dan memilih menjadi penambang pasir di Sungai Progo. Saat kami temui, ia mengungkapkan alasannya tidak mau sekolah. “Saya tidak mau sekolah karena malas”, Kata Maman saat kami jumpai di Sungai Progo. Maman mulai meninggalkan bangku sekolah sejak kelas IV SD, hobinya bermain bola voli. Kalau mencari pasir sampai jam 15.30 WIB, dan mendapat uang 40-70 ribu rupiah. Menurut Ibu Risa dan Bapak Lejaryono, anak-anak sekolah yang juga bekerja tidaklah masalah, asalkan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan kemampuannya dan dia masih punya waktu untuk belajar. Tambahnya lagi dengan bekerja anak dapat belajar bertanggungjawab dan dapat membantu kebutuhan orangtua terutama untuk membiayai keperluan si anak tersebut, namun demikian sekolah harus tetap diutamakan. (reporter: Miftah Yulianto, Resi Mandala Putra, Fice Angraini Putri, Rahmawati Suprehanto, Luthfiana Prisma Martuti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar